Pengaruh konsumsi makanan fermentasi terhadap kecemasan

0 0
Read Time:2 Minute, 14 Second

Kesehatan mental, khususnya kecemasan, bukan hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis dan lingkungan, tetapi juga berkaitan erat dengan kondisi saluran pencernaan. Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian menunjukkan bahwa apa yang kita konsumsi, terutama makanan fermentasi, dapat memengaruhi suasana hati dan tingkat kecemasan. Hubungan antara usus dan otak ini dikenal sebagai gut-brain axis atau sumbu otak-usus. Artikel berikut akan membahas tentang Pengaruh konsumsi makanan fermentasi terhadap kecemasan

Peran Mikrobiota Usus terhadap Kesehatan Mental

Di dalam saluran pencernaan manusia terdapat triliunan mikroorganisme yang disebut mikrobiota usus. Mikroba ini tidak hanya membantu proses pencernaan, tetapi juga memproduksi berbagai senyawa kimia yang memengaruhi otak, termasuk neurotransmitter seperti serotonin, GABA (gamma-aminobutyric acid), dan dopamin. Sekitar 90% serotonin, hormon yang berkaitan dengan perasaan bahagia, diproduksi di usus, bukan di otak.

Mikrobiota yang seimbang dapat membantu mengatur respons stres dan mengurangi gejala kecemasan. Sebaliknya, gangguan pada keseimbangan mikroba usus, yang disebut disbiosis, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kecemasan dan depresi.

Makanan Fermentasi sebagai Sumber Probiotik

Makanan fermentasi seperti tempe, yoghurt, kimchi, kefir, miso, dan asinan kubis mengandung probiotik alami, yaitu bakteri baik yang dapat memperkaya populasi mikrobiota usus. Konsumsi makanan ini secara rutin terbukti mampu meningkatkan keragaman mikroba usus dan membantu memperbaiki disbiosis.

Probiotik dari makanan fermentasi berperan dalam menekan pertumbuhan bakteri jahat, mengurangi peradangan, dan memperkuat sistem imun usus. Semua faktor ini memberikan efek positif terhadap sistem saraf pusat dan dapat menurunkan respons kecemasan.

Bukti Ilmiah Mengenai Makanan Fermentasi dan Kecemasan

Beberapa studi menunjukkan bahwa individu yang rutin mengonsumsi makanan fermentasi cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dibanding mereka yang tidak.

Penelitian lain dalam jurnal Psychiatry Research menunjukkan bahwa probiotik dari makanan fermentasi berpotensi memengaruhi cara otak merespons stres, melalui pengaruhnya pada neurotransmiter dan peradangan saraf.

Efek Anti-Inflamasi dan Regulasi Sistem Saraf

Peradangan kronis dalam tubuh, termasuk di otak, diketahui berperan dalam timbulnya gangguan kecemasan. Probiotik dari makanan fermentasi membantu mengurangi kadar sitokin proinflamasi dan memperkuat penghalang usus agar tidak bocor, sehingga zat beracun tidak masuk ke aliran darah dan mengganggu fungsi otak.

Efek ini bisa lebih terasa jika dikombinasikan dengan pola makan yang mendukung pertumbuhan bakteri baik, seperti makanan tinggi serat dan rendah gula.

Catatan Penting dan Batasan

Meskipun manfaat makanan fermentasi menjanjikan, tidak semua orang meresponsnya dengan cara yang sama.

Selain itu, makanan fermentasi komersial sering kali mengandung tambahan garam, gula, atau bahan pengawet yang dapat mengurangi manfaat alaminya. Oleh karena itu, memilih produk alami tanpa tambahan zat kimia, atau membuat sendiri di rumah, merupakan pilihan yang lebih baik.

Kesimpulan

Konsumsi makanan fermentasi memberikan kontribusi penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang secara tidak langsung mendukung kesehatan mental. Dengan memperbaiki kondisi usus, makanan fermentasi dapat membantu mengurangi peradangan, meningkatkan produksi neurotransmiter penenang, dan menurunkan tingkat kecemasan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Post